Pekanbaru – Universitas Riau (UR) mengukuhkan sebanyak 3.949 orang wisudawan pada Sidang Terbuka Senat UR dalam rangka pelaksanaan Wisuda Pascasarjana ke-35, Profesi ke-29, Sarjana ke-98, dan Diploma UR ke-39 yang dilaksanakan pada Rabu, 19 April 2017 di halaman Rektorat Universitas Riau, Kampus Bina Widya Panam. Berdasarkan rincian jumlah wisuda UR periode 2017 ini, wisudawan yang berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yaitu sebanyak 1.378 orang. Kemudian diikuti oleh wisudawan yang berasal dari Fakultas Ekonomi sebanyak 574 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 495 orang, Fakultas Teknik (FT) 275 orang, Fakultas Pertanian 261 orang, Pascasarjana 254 orang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPK) 196 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 172 orang, Fakultas Kedokteran (FK) 127 orang, dan Fakultas Hukum (FH) sebanyak 123 orang, dan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) 94 orang.
Pada wisuda periode ini dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohamad Nasir PhD Ak. Visi pendidikan tinggi secara nasional, pada hakekatnya adalah membentuk sistem pendidikan tinggi yang sehat, bermutu, menghasilkan insan beriman, bertaqwa, cerdas, dan terampil. Oleh karena itu, pendidikan tinggi Indonesia harus bermutu dan relevan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional, serta mampu berkontribusi secara nyata terhadap bangsa. Demikian yang disampaikan Prof Mohamad Nasir PhD Ak Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) pada acara wisuda Universitas Riau Rabu, 19 April 2017.
Peran Perguruan tinggi adalah membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) berilmu pengetahuan dan teknologi. Perguruan Tinggi bertanggung jawab menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Perguruan tinggi bertanggung jawab meningkatkan kemampuan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan mampu menjawab kebutuhan pengguna, khususnya kebutuhan bagi bangsa Indonesia,” jelas Menristekdikti.
Dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan persaingan ketat dan arus informasi yang sangat pesat dalam berbagai sektor, maka negara dituntut untuk memiliki daya saing yang kuat agar mampu mensejajarkan diri dengan negara-negara lain. lnovasilah yang menjadi kata kuncinya. Pengalaman berbagai negara maju, menunjukkan bahwa inovasi yang berbasis dan memberi dampak langsung pada peningkatan produktivitas berkelanjutan, pada akhirnya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Pendidikan tinggi di Indonesia, sangat penting dalam menghasilkan produk pendidikan yang kompetitif dan berdaya bersaing tinggi dibandingkan dengan produk bangsa lain. Perguruan Tinggi, khususnya dalam pemanfaatan hasil risetnya, dituntut dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha. Dalam kondisi itu, setiap mahasiswa berpikir bagaimana caranya untuk menciptakan alat untuk membuat inovasi terbaru untuk bersaing dengan yang lain,” jelas Mohamad Nasir.
Pada kesempatan itu, Mohamad Nasir berbagi tips sukses kepada wisudawan UR. Menurutnya, sukses di masa depan dapat diraih melalui tiga pilar. Pilar pertama adalah melalui smart (cerdas). Hal ini sangat penting mengingat belajar adalah hal utama. Kedua, kerja keras, karena tanpa kerja keras sulit untuk mengubah perilaku. Di samping itu juga harus jujur. Ketiga, bekerja dengan ikhlas, tanpa keikhlasan maka akan menghadapi stres yang berat.
“Ikhlas perilaku dan ikhlas di hati kita. Kalau itu dicapai insya Allah semua akan mencapai hasil yang baik, saya doakan semoga kalianlah dari para wisudawan yang nantinya akan memimpin negeri ini,” harapnya.
“Wisuda merupakan satu terminal saja yang baru dirasakan para wisudawan. Seiring berjalannya waktu, wisudawan akan merasakan dunia nyata atau tantangan berikutnya dalam situasi yang ada di dunia luar atau dunia kerja. Siapkan mental dan materi untuk bersaing di dunia kerja karena persaingan sangat ketat, semoga para wisudawan menjadi orang yang bermanfaat bagi negeri ini,” harap Guru Besar di bidang Behavioral Accounting and Management Accounting.
(Humas UR)