Alumni Teknik Informatika Universitas Riau Menjadi Dosen Tetap di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB)

Sebuah kebanggaan besar kembali diraih oleh salah satu alumni Program Studi Teknik Informatika Universitas Riau, Devi Willieam Anggara. Alumni angkatan 2014 ini berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan menjadi Dosen Tetap di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), khususnya di bawah Kelompok Keahlian Teknologi Informasi (KKTI), terhitung mulai Januari 2025.

Devi Williem Anggara merupakan bagian dari angkatan pertama Program Studi Teknik Informatika Universitas Riau dan juga wisudawan pertama dari program tersebut. Sebagai mahasiswa, beliau dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.

Perjalanan akademik Angga dimulai dengan menjadi asisten dosen untuk beberapa mata kuliah, seperti Algoritma dan Pemrograman, Pemrograman Berorientasi Objek (PBO), serta Sistem Mikroprosesor. Selain itu, beliau juga aktif di organisasi kampus dengan menjadi Ketua Divisi Robot Berkaki di Engineering Robotics Club (ERC-UR).

Bersama rekan-rekan dari TI UNRI, Angga mendirikan sebuah startup bernama PT. Arme Studio Indonesia, yang berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melalui Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT). Startup ini mendapat dukungan dan bimbingan langsung dari dosen sekaligus pembimbingnya, Bapak Dr. Dahliyusmanto, S.Kom., M.Sc.

Setelah menyelesaikan studi S1, Angga melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3 di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) di bawah bimbingan Prof. Dr. Mohd Shafry Mohd Rahim, yang kini menjabat sebagai Rektor UTM. Selama masa studinya, Angga berperan sebagai Teaching Assistant dan Research Assistant, serta terlibat dalam berbagai penelitian di bawah bimbingan Prof. Mohd Shafry.

Untuk mendukung pendidikannya, Devi mendapatkan grant dari pembimbingnya dan bekerja sebagai staf IT melalui skema Job on Campus (JoC). Dalam peran ini, ia bertanggung jawab terhadap pengelolaan data dan analisis data untuk UTM. Selain itu, beliau juga memiliki pengalaman sebagai Data Analyst profesional, termasuk terlibat dalam analisis data untuk Pemilu (Pilihan Raya Umum) di Malaysia, serta menjadi tutor profesional untuk Power BI Data Analyst di UTM.

Tidak hanya itu, saat masih menjalani studi S3, Angga bersama rekan-rekan alumni TI UNRI mendirikan Yayasan Riset Catalyst Indonesia, yang fokus pada pengembangan jurnal ilmiah.

Bagi Angga, keputusan menjadi dosen adalah wujud keyakinannya bahwa universitas memiliki peran penting dalam perkembangan peradaban. Ia menekankan bahwa universitas adalah pusat inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di negara-negara maju, di mana kolaborasi antara sektor swasta dan perguruan tinggi sering kali menjadi motor penggerak kemajuan teknologi.

“Menjadi dosen bukan hanya harus pandai dari segi akademik, tetapi juga harus cerdas di bidang kewirausahaan dan adaptif terhadap perubahan. Saya ingin menjadi salah satu penggerak peradaban. Ayok kita kembalikan universitas sebagai pusat peradaban!” kata Angga. Ia percaya bahwa peran dosen adalah menjadi penunjuk jalan bagi mahasiswa, membantu mereka berpikir kritis dan kreatif. Angga berpegang pada satu prinsip dalam mengajar, yaitu “Do the best, work smart, and stay humble.”

Beliau juga memberikan pesan kepada mahasiswa terkait persiapan karier, “Rencanakan dengan baik, Tindak lanjuti dengan tindakan, Fleksibel dan adaptif. Success doesn’t come by chance; it is born from careful preparation and bold action.”

“Kuliah itu lebih dari sekadar persaingan, kuliah itu adalah kesempatan untuk belajar, berkolaborasi, dan tumbuh bersama, jangan hanya berteman jika ada keributan saja.”, kata Angga terkait pentingnya jaringan alumni dan kolaborasi antar mahasiswa.

Untuk mahasiswa yang bercita-cita menjadi dosen, Angga memberikan motivasi, “Be a lifelong learner, share your knowledge with passion, and inspire the next generation”

Menjadi dosen di STEI ITB bukan hanya sebuah pencapaian pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi almamaternya, Universitas Riau. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan UNRI mampu bersaing di tingkat nasional bahkan di lingkungan akademik yang bergengsi seperti ITB.

Prestasi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Universitas Riau lainnya untuk terus berprestasi dan mengembangkan potensi mereka. Semoga langkah Devi Williem Anggara semakin membuka peluang kolaborasi antara Universitas Riau dan STEI ITB, serta membawa manfaat besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.

 

Penulis: Salwa Madihah Syahnevi

Editor: Feri Candra